Minggu, 16 Desember 2012


Bukan Rumah yang Harum Hujan


“Pagi ini dia datang, dia datang bersama hujan.Harum..harum tanah basah, harum hujan. Rumah.., harum rumah”
“Siang itu dia kembali datang, sepertinya dia membawa banyak makanan, baunya menusuk, seperti aku kenal, seperti ikan asin, seperti bau di rumah, rumahmu, bukan rumah ku, bukan rumah yang harum hujan.
“Sore itu dia datang, menyetel alunan lagu, seperti ayat suci, seperti yang dulu aku lantunkan, untuk penenang hati, untuk usir setan, setan yang ada di dalam rumah, rumahmu, bukan rumah ku, bukan rumah yg harum hujan”.
“Malam tiba, dia pergi, temannya yang datang, ia menyetel televisi, siaran berita, ada yang mencalonkan diri jadi presiden namanya abu rizal bakrie, ada monyet minum pocari, ada orang mencoba bunuh diri.

Orang bunuh diri?, sepertinya aku kenal orang itu, mengapa dia memakai pakaianku, mengapa dia mirip seperti aku, bodoh! sepertinya itu aku yang ada di televisi.

“Aku ingat, sepertinya kemarin malam, aku pulang ke rumah, rumah yg bau amarah, bukan rumahku, bukan rumah yang harum hujan, di dalam rumah ada ibu mu,ada bapakmu, ada kakakmu, ada istri istri kakakmu, ada keponakanmu, ada anak-anak keponakanmu, mereka semua tertawa-tawa, berteriak,mengumpat, aku, meringkuk di sudut rumah, aku bingung, mengapa mereka ada disini, katanya ini rumahmu.
 Ibu mu datang bersungut-sungut,berkacak pinggang" ini rumah anakku, ini rumahku, dan kamu ikuti aturanku!”
“Rumah itu penuh, sesak, semakin sempit. Aku terjepit, kepalaku sakit, kepalaku pecah, berserakan.”
“Pagi itu ada harum hujan lagi, dan ada aroma lain, aroma yang aku kenal, benson & hedges,
Marc Jacobs for Men, dan ada aroma lain, aroma obat-obatan, sepertinya itu kamu yang datang.

" Sudah 2 bulan pak, istri bapak masih koma"
"Setiap hari suster jaga kasih obat sesuai dosis kan?"
"Iya pak tapi tubuhnya sudah menolak"
"Sudah terlalu lama dia menderita seperti ini dok "
"Orang yang minum arsenik sebanyak itu seharusnya tidak bisa hidup lagi pak, istri bapak masih bisa bertahan, juga anak bapak"
"Anak?"
"Iya, istri bapak  sedang mengandung, 2 bulan, apa bapak tidak tahu?”
“kami baru menikah 2 bulan, saya sering pergi keluar kota, ia tinggal dengan ibu saya dan keluarga saya yang lain, saya kira mereka menjaganya, jadi bagaimana dok?"
"Terserah bapak, kalau alat bantu jantung dicabut, istri bapak bisa meninggal dunia, ini sudah diluar kemampuan saya pak"
“saya butuh waktu untuk berpikir dok”
“kalau bapak sudah siap, silakan tandatangani dokumen ini”

“Pagi itu, dia datang lagi, dia datang lagi bersama hujan, dan dia datang lagi bersama suara yg aku kenal, suara dari langit, suara yg menyejukkan”.
“pulang bunda”

“Tepat di hari ulang tahunku, semua selang infus dicabut, aku dan anakku pulang, pulang ke tanah basah, tanah yang harum hujan itu”..


.....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar